Journal
PENGARUH OLI BEKAS SEBAGAI MODIFIER ASBUTON BUTIRAN TERHADAP KINERJA CAMPURAN ASPAL PANAS
Kebutuhan aspal di Indonesia masih tergantung dari impor karena produksi aspal di Indonesia masih belum mencukupi, untuk mengatasi permasalahan tersebut penggunaan asbuton perlu dikembangkan, mengingat Indonesia merupakan penghasil aspal alam terbesar di dunia. Tetapi bitumen yang ada pada asbuton masih terperangkap dalam mineralnya sehingga dibutuhkan bahan peremaja/pelunak agar dapat meningkatkan kualitas asbuton. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh oli bekas sebagai modifier asbuton butir terhadap kinerja campuran aspal panas.
Dari beberapa jenis bahan peremaja yang ada, penelitian ini mencoba meneliti dengan memakai oli bekas kendaraan bermotor. Bahan peremaja yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari 5 proporsi bahan peremaja oli bekas pada rentang 0%, 5%, 10%, 15%, dan 20%. Pengujian yang dilakukan pada campuran beraspal menggunakan campuran asbuton dan bahan peremaja oli bekas meliputi pemeriksaan Stabilitas Marshall, flow, Marshall Quotient (MQ), VMA, VIM, dan VFB. Hasil penelitian kemudian dianalisa regresi untuk mengetahui pengaruh variabel penelitian terhadap benda uji.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi bahan peremaja yang tidak memenuhi syarat adalah proporsi 20% pada kadar aspal optimum 5,75%. Pada campuran tersebut, nilai stabilitas Marshall adalah 2050,92 kg, flow 3,8 mm, Mashall Quotient 543,61 kg/mm, VMA 14,397%, VIM 3,397%, VFB 77,315%, ITS 0,227222 MPa, dan stiffness horizontal 1344,104 MPa, stiffness vertikal 640,05 Mpa. Menurut Spesifikasi Umum Bina Marga (2010), persyaratan stabilitas Mashall adalah minimal 800 kg, flow 2-4 mm, Marshall Quotient minimal 250 kg/mm, VMA minimal 15%, VIM 3,5 – 5% dan VFB minimal 65%. Proporsi bahan peremaja 20% menghasilkan campuran yang tidak memenuhi persyaratan asphalt concrete-wearing course (AC-WC).
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain